Siapa yang tak kenal dengan batu Akik Purbalingga Nogosui Pancawarna. Tentunya hampir setiap orang sudah mengetahuinya. Batu berbagai corak dan jenis ini sejak beberapa bulan terakhir ini mulai banyak digandrungi, baik muda ataupun tua.
Konter-konter penjualan batu Akik Purbalingga Nogosui Pancawarna pun mulai menebar hampir disetiap tempat. Lengkap dengan peralatan untuk mengasah batu. Penjualan batu Akik Purbalingga Nogosui Pancawarna pun tidak hanya yang sudah jadi, bahan dasar batu Akik Purbalingga Nogosui Pancawarna pun dijual oleh masyarakat.
Bahkan ada masyarakat yang sengaja mencari bahan batu Akik Purbalingga Nogosui Pancawarna untuk dijual kembali. Di Bangka Belitung, salah satu tempat pencarian batu Akik Purbalingga Nogosui Pancawarna adalah lahan bekas tambang.
Rupanya, tak hanya di tambang saja. Kuburan (makam) tua pun didatangi pencari bahan batu Akik Purbalingga Nogosui Pancawarna. Bahkan ada nisan situs makam Belanda di Pangkalpinang, dipecah oleh masyarakat sekedar untuk mengambil batu Akik Purbalingga Nogosui Pancawarna di nisan makam tersebut. Padahal, makam tersebut salah satu situs bersejarah kebanggaan Kota Pangkalpinang.
"Semenjak musim batu di Pangkalpinang, Makam Belanda (Kerkhof) banyak yang mecah batu (nisan). Mereka mengambil batunya dan dijadikan batu cicin,"ujar Hendri, petugas kebersihan makam Kerkhof, Rabu (11/2/2015).
Batu cincin Kinyang Kopi milik Supriadi (30), warga Pasar Pagi, Pangkalpinang ini bisa bikin ngantuk.
"Saya biasa saja pake batu kinyang kopi ini, seger kok. Melainkan ada temen saya kemarin saya kasih pakek dua hari. Namun belum dua hari sudah dikembalikan kesaya, saya bingung. Kata temen saya makeknya bikin ngantuk, gak enak badan," ujar Supriadi, kepada Bangkapos.Com, Rabu (11/2/2015).
Pernah batu Kinyang Supriadi ditawar Rp300 ribu, tapi tidak dijual. Adapun Supriadi mau dengan harga Rp400 ribu. Menurut Supriadi batunya pemberian dari soadaranya dari Palembang.
"Ku dak kawa jual e, batu ni susah nyarik e,"ujar
Adapun Supriadi ini kerja sehari-sehari sebagai Petugas kebersihan di Makam Belanda (Kerkhof), Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
Menurut Hendri, selain itu Makam Belanda ini juga dipergunakan untuk tempat orang minum-minuman keras. Hal ini membuat resah para petugas kebersihan atas kerja orang tak bertanggungjawab ini.
Hendri berharap pemerintah harus lebih aktif, dalam penanganan peninggalan sejarah yang seperti ini, sebab ini aset kita.
Tombstone of Dutch Mausoleum Broken [By] Searcher of Particoloured Agate Purbalingga Nogosui
Who do not recognize with the Particoloured agate Purbalingga Nogosui. Perhaps almost each and everyone have known [it]. Petrify various pattern and this type of since some this last month;moon start a lot of digandrungi, old young good and or.
Konter-konter of Sale of Particoloured agate Purbalingga Nogosui even also start the disperse almost each;every place. Complete with equipments to sharpen the stone. sale of Particoloured Agate Purbalingga Nogosui even also [do] not be to only become the, elementary substance [of] Particoloured agate Purbalingga Nogosui [is] even also sold by society.
May even exist society which intentionally look for the substance of Particoloured agate Purbalingga Nogosui to be re-sold. [In] Bangka Belitung, one of place of seeking of Particoloured agate Purbalingga Nogosui [is] farm of[is ex- mine.
Seemingly, do not only [in] just just mine. Grave ( old makam) [is] even also visited upon [by] the searcher of substance of Particoloured agate Purbalingga Nogosui. May even exist gravestone of situs of Dutch mausoleum [in] Pangkalpinang, broken by society [of] simply to take the Particoloured agate Purbalingga Nogosui [in] the mausoleum gravestone. Though, the mausoleum one of historic situs [of] pride of Town Pangkalpinang.
: " Semenjak Season petrify [in] Pangkalpinang, Dutch Mausoleum ( Kerkhof) a lot mecah petrify the ( gravestone). They take its stone and made [by] stone of cicin,"ujar Hendri, worker of hygiene of mausoleum Kerkhof, Wednesday ( 11/2/2015).
Petrify the ring Kinyang Copy the property Supriadi ( 30), citizen of Morning Market, This Pangkalpinang can make sleepy.
: " I run of the mill [of] pake petrify the kinyang copy this, seger kok. But there [is] my temen yesterday I two-day love pakek. But not yet two-day have been brought back [by] kesaya, I confuse the. my word Temen [is] makeknya make sleepy, delicious caw [of] body," say the Supriadi, to Bangkapos.Com, Wednesday ( 11/2/2015).
Have petrified the Kinyang Supriadi bargained [by] Rp300 thousand, but [is] not sold. As for Supriadi will at the price of Rp400 thousand. According to its Supriadi stone [is] gift from soadaranya from Palembang.
: " Ku Dak kawa sell the e, petrify the hard ni [of] nyarik e,"ujar.
As for this Supriadi work one day as hygiene Worker [in] Dutch Mausoleum ( Kerkhof), Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
According to Hendri, others this Dutch Mausoleum [is] also utilized for the place of people minum-minuman ossify. This matter make anxious all hygiene worker for people job do not this bertanggungjawab.
Hendri hope the government have to be more be active, in fossil handling which is like this, this cause [is] asset kita.(n5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar